Jalaluddin Rakhmat:Kalau kita baca kitab Al Thibb al Nabawi, ilmu pengobatan dari Nabi, banyak di antara ilmu pengobatan Nabi itu yang sangat primitive dan menggelikan. Saya duga itu bukan Al Thibb al Nabawi, melainkan Al Thibb al Jahili (Pengobatan Jahiliah-red). Salah satu contohnya yang mungkin merupakan hasil perkembangan ilmu pengobatan pada zaman jahiliyah adalah hadis yang menyatakan bahwa kalau lalat atau nyamuk masuk ke dalam air minum, masukkanlah sayap yang sebelahnya lagi karena di situ ada obat. Sudah jelas kita tidak dapat menerima katerangan itu sebagai ilmu pengobatan Nabi saw. Nabi tidak akan sebodoh itu. Rupanya itu adalah sisa-sisa dari Al Thibb al Jahili yang dimasukkan ke dalam hadis-hadis Rasulullah. (Al Musthafa, hal 108-109)
Tanggapan:1. Pelecehan terhadap hadits shahih, otoritas keilmuan ulama hadits dan kitab At Thibbun Nabawi karya Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
فصل: فى هَدْيه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فى إصلاح الطعام الذى يقع فيه الذُّباب وإرشاده إلى دفع مَضَرَّات السموم بأضدادها
فى "الصحيحين" من حديث أبى هُريرة، أنَّ رسولَ الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: "إذا وقَعَ الُّذَبابُ فى إناءِ أحَدِكُم، فامْقُلُوه، فإنَّ فى أحد جنَاحيهِ داءً، وفى الآخرِ شِفَاءً". وفى "سنن ابن ماجه" عنِ أبى سعيد الخُدْرىِّ، أنَّ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: "أحَدُ جَناحَى الذُّبابِ سَمٌ، والآخَرُ شِفَاءٌ، فإذا وَقَعَ فى الطَّعَام، فامْقُلُوه، فإنه يُقَدِّمُ السُّمَّ، ويُؤَخِّرُ الشِّفَاءَ".
Terjemahan: Pasal: Tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam memperbaiki makanan yang dijatuhi lalat dan arahan beliau untuk menghilangkan madharat racun dengan kebalikannya.
Dalam dua kitab shahih dari hadits Abu Hurairah, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jikalau lalat jatuh ke dalam salah satu wadah kalian, maka tenggelamkanlah, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat”. Dalam sunan Ibnu Majah, dari Abu Sa’id Al Khudri, Bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Pada salah satu sayap lalat terdapat racun, dan yang lainnya terdapat obat, jika jatuh di dalam makanan maka jatuhkanlah lagi, karena ia mendahulukan racun dan mengakhirkan obat” (Zaad al Ma’ad, Ibnu Qayyim Al jauziyyah, Muassassah ar Risalah, Beirut, cet IV, 1424 H, Juz 4, hal 101-102)
Kemudian Ibnu Qayyim al Jauziyyah melanjutkan:
وَاعْلَمْ أَنّ فِي الذّبَابِ عِنْدَهُمْ قُوّةً سَمّيّةً يَدُلّ عَلَيْهَا الْوَرَمُ وَالْحَكّةُ الْعَارِضَةُ عَنْ لَسْعِهِ وَهِيَ بِمَنْزِلَةِ السّلَاحِ فَإِذَا سَقَطَ فِيمَا يُؤْذِيهِ اتّقَاهُ بِسِلَاحِهِ فَأَمَرَ النّبِيّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ أَنْ يُقَابِلَ تِلْكَ السّمّيّةَ بِمَا أَوْدَعَهُ اللّهُ سُبْحَانَهُ فِي جَنَاحِهِ الْآخَرِ مِنْ الشّفَاءِ فَيُغْمَسُ كُلّهُ فِي الْمَاءِ وَالطّعَامِ فَيُقَابِلُ الْمَادّةَ السّمّيّةَ الْمَادّةُ النّافِعَةُ فَيَزُولُ ضَرَرُهَا وَهَذَا طِبّ لَا يَهْتَدِي إلَيْهِ كِبَارُ الْأَطِبّاءِ وَأَئِمّتُهُمْ بَلْ هُوَ خَارِجٌ مِنْ مِشْكَاةِ النّبُوّةِ وَمَعَ هَذَا فَالطّبِيبُ الْعَالِمُ الْعَارِفُ الْمُوَفّقُ يَخْضَعُ لِهَذَا الْعِلَاجِ وَيُقِرّ لِمَنْ جَاءَ بِهِ بِأَنّهُ أَكْمَلُ الْخَلْقِ عَلَى الْإِطْلَاقِ وَأَنّهُ مُؤَيّدٌ بِوَحْيٍ إلَهِيّ خَارِجٍ عَنْ الْقُوَى الْبَشَرِيّةِ
“Dan ketahuilah bahwasanya lalat mempunyai racun yang dibuktikan dengan adanya pembengkakan dan gatal karena sengatannya, itu semacam senjata, jika dia diserang oleh sesuatu yang dapat membahayakannya dia menghindarinya dengan senjatanya, olehnya Nabi saw memerintahkan untuk melawan racun tadi dengan obat yang Allah letakkan pada sayapnya yang lain, (caranya) ditenggelamkan semuanya di dalam air atau makanan, selanjutnya materi racun akan berlawanan dengan materi yang bermanfaat maka hilanglah bahayanya, dan ini adalah pengobatan yang tidak dijadikan pedoman oleh para ahli pengobatan dan spesialis mereka, bahkan itu merupakan hasil dari misykaat an nubuwwah(cahaya kenabian), dengan ini dokter spesialis yang bijak yang diberi taufik akan tunduk dengan pengobatan seperti ini dan menetapkan orang yang datang dengannya bahwa ia merupakan ciptaan yang paling sempurna secara mutlak, dan bahwa ia dituntun oleh wahyu ilahi yang jauh di atas kemampuan manusia” (Ibid, hal. 103)
2. Ada kecurigaan bahwa hal tersebut juga untuk mendiskreditkan sahabat Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu secara tidak langsung, karena beliau yang meriwayatkan hadis ini, sehingga seakan-akan Jalaluddin Rakhmat mengatakan “hadis ini adalah hadis palsu buatan Abu Hurairah karena tak mungkin Nabi mengeluarkan resep pengobatan jahiliyah!”
3. Kajian terhadap hadits dari segi keshahihan dapat dibaca pada Silsilatul Ahaadits As Shahihah, Juz. I, hadis ke 38, oleh Syekh Muhammad Nashiruddin Al Albani.
4. Diantara mu'jizat kenabian Rasulullah dari aspek kedokteran yang harus ditulis dengan tinta emas oleh sejarah kedokteran adalah alat pembuat sakit dan alat pembuat obat pada kedua sayap lalat sudah beliau ungapkan 14 abad sebelum dunia kedokteran berbicara. Dan penyebutan lalat pada hadits itu adalah bahwa air tetap suci dan bersih jika dihinggapi lalat yang membawa bakteri penyebab sakit kemudian kita celupkan lalat tersebut agar sayap pembawa obat (penawarnya) pun tercelup.
Dan percobaan ilmiah kontemporer pun sudah dilakukan untuk mengungkapkan rahasia di balik hadits ini. Bahwasannya ada kekhususan pada salah salah satu sayapnya yang sekaligus menjadi penawar atau obat terhadap bakteri yang berada pada sayap lainnya. Oleh karena itu, apabila seekor lalat dicelupkan ke dalam air keseluruhan badannya, maka bakteri yang ada padanya akan mati, dan hal ini cukup untuk menggagalkan "usaha lalat" dalam meracuni manusia, sebagaimana hal ini pun telah juga ditegaskan secara ilmiah. Yaitu bahwa lalat memproduksi zat sejenis enzim yang sangat kecil yang dinamakan Bakteri Yofaj, yaitu tempat tubuhnya bakteri. Dan tempat ini menjadi tumbuhnya bakteri pembunuh dan bakteri penyembuh yang ukurannya sekitar 20:25 mili mikron. Maka jika seekor lalat mengenai makanan atau minuman, maka harus dicelupkan keseluruhan badan lalat tersebut agar keluar zat penawar bakteri tersebut. Maka pengetahuan ini sudah dikemukakan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam dengan gambaran yang menakjubkan bagi siapapun yang menolak hadits tentang lalat tersebut.
Dan Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Univ. Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang "hadits lalat ini" dan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Dan di zaman sekarang, para pakar penyakit yang mereka hidup berpuluh-puluh tahun, baru bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.
Berdasarkan hal ini, jelaslah bahwa ilmu pengetahuan dalam perkembangannya telah menegaskan penjelasannya dalam terori ilmiah sesuai dengan hadits yang mulia ini. Dan mukjizat ini sudah dikemukakan semenjak dahulu kala, 14 abad yang silam sebelum para pakar kedokteran mengungkapkannya baru-baru ini. (
http://www.islamicmedicine.org)
5. Dari paparan di atas, sanggahan Jalaluddin Rakhmat terhadap Thibb Nabawy tertolak dengan keshahihan hadits, penjelasan para ulama, dan hasil penelitian kedokteran modern.
6. Jika Jalaluddin Rakhmat tetap pada asumsinya bahwa orang yang mengatakan seperti di atas adalah Thibb al-Jahili (pengobatan jahiliah), dan ia katakan; “Saya kira Nabi tak sebodoh itu”, sekarang sudah terbukti bahwa itu adalah tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. dan keampuhannya telah terbukti dengan penelitian ilmiah kedokteran modern, ada kesimpulan secara implisit bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam orang bodoh menurut Jalaluddin Rakhmat, karena Jalaluddin Rakhmat menuduh orang yang mengatakan ucapan tersebut orang bodoh dan terbukti benar bahwa yang mengucapkan perkataan tersebut adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.
Tambahan:Penelitian
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari, Sâmi Ibrâhîm at-Taili, ' dil ‘Abdurrahman al-Misnid, dan Khalid Dza'ar al-Utaibi.
Yang dibimbing oleh Dr. Jamal Hamid, dan dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang da'i terkenal di Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka presentasikan ke acara "Student Research Seminar" di Universitas Qâshim, KSA.
Lalat sangat banyak di bumi. Mereka hampir 87.000 spesies. Secara ilmiah telah membuktikan bahwa mereka makan dari sampah dan limbah bahan organik dari sejumlah besar bakteri, virus dan berbagai mikroba dan kuman lainnya.
Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil. Mereka hidup dalam miliar dalam satu gram tanah pertanian dan di jutaan dalam satu tetes air liur. Pengaruh bakteri pada kehidupan biologis di bumi tidak terbatas, tanpa itu tidak ada tanaman bisa tumbuh, dan tanpa tanaman tidak akan ada kehidupan bagi manusia dan hewan di bumi. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa menyebabkan beberapa penyakit.
Allah Subhanahu Wa ta'ala memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman pada satu sayap dan obat penawar pada yang lain. Kalau tidak, spesies lalat akan binasa sekarang, semua terkena kuman. Namun, mereka masih ada di lebih dari 87.000 spesies.
Metode yang para peneliti gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencari pada suhu 100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba], kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu
sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan
sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa harisehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya :
Spesies Lalat A Cawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian :Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.
Spesies Lalat BCawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian:Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan ersifat antibakteri dan antifungi.
Spesies Lalat CCawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian:Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Staphylococcus sp., yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi. Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.
Kesimpulan :Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan dan tanpa dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang secara signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus penawarnya.
Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Universitas Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang hadits lalatdan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Baru di zaman sekarang, para pakar penyakit bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepalanya bahwa obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.
Subhanallah, 14 abad yang lalu, seseorang bisa memberikan informasi seperti ini tanpa ada riset. Masihkah ada yang mencoba menyangkal kerasulan Beliau ??
Maha benar Allah dan nyatalah kebenaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam yang menjadi penyampai wahyu-Nya .
Sumber 1,
Sumber 2
Galeri Sunnah
Published:
2012-09-10T14:57:00+07:00
Title:Jalaluddin Rakhmat Mencela Thibbun Nabawi (Pengobatan ala Nabi)
Rating:
5 On
22 reviews