Di halaman 22 sebanyak 2x disebutkan bahwa diantara kitab standar yang menjadi rujukan standar di kalangan ulama syiah adalah: al-kafi karya al-kulaini, man la yahdhuruhu al-faqih karya al-Shaduq ibn Babawaih, al-Tahdzib dan al-Istibshar karya al-Thusi.
Kalau kitab-kitab sumber rujukan syiah yang muktabar itu mengatakan bahwa abu Bakar dan Umar kafir, terlaknat, kemudian penduduk Madinah lebih busuk dan lebih kafir dari penduduk Makkah dll apakah para imam itu khususnya al-Kulaini itu sufaha` (bodoh) dan dewan pengurus pusat ahlulbait Indonesia yang uqala` (pandai)?
Terus kalau ada pertentangan antara ahlulbait indonesia dengan ulama dan kitab-kitab syiah yang muktabar siapa yang dibenarkan dan siapa yang didustakan? Saya khawatir ini akal bulus syiah indonesia untuk membodohi umat islam. perhatikan masalah taqiyyah berikut:
! Buku ini dikarang bukan untuk menerangkan syiah yang sebenarnya tapi untuk “kerukunan karena mereka minoritas terpojok oleh kesesatannya yang terbongkar melalui kasus sampang.
Tidakkah para pembaca mencium aroma taqiyyah tingkat tinggi?!
Awas jangan mau ditipu oleh orang-orang yang ikut aliran sesat syiah!
Taqiyyah model syiah (taqiyyah yang kedua) ini tidak ada dalam islam, malah dilarang karena mirip sekali dengan istilah nifaq yaitu menyembunyikan kebid’ahan atau kekufuran mereka dari umat islam sunni untuk kepentingan mereka supaya bisa hidup di tengah sunni, hingga apabila sudah waktunya mereka akan terus terang.
Buku putih ini bisa dibilang sebagai bentuk syiah yang paling “santun” bukan yang sesungguhnya sebab tidak ditulis untuk menerangkan syiah apa adanya tapi untuk menjaga perasaan dan menenangkan muslim Indonesia yang sunni biar tidak terus mendukung fatwa MUI yang membongkar kesesatan syiah.
Allah berfirman (QS. Al-Baqarah: 9):
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ 9
“mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”
Ini bentuk yang paling santun, lalu bagaimana bentuk aslinya? Bentuknya adalah seperti syiah iran seperti syiah Khumaini yang menghina Nabi dan menghina para pengikut Nabi -Shalallahu alaihi wa salam-.
3. Contoh taqiyyah untuk mengelabui ahlussunnah biar tidak marah, biar mau rukun dengan syiah
Scan Halaman 25 dari buku putih syiah
Perhatikan kalimat:
دعوا ما وافق القوم فإن الرشد في خلافهم
Mereka terjemahkan: “jauhi (pandangan) kaum (pengikut para penguasa) itu karena kebenaran berada pada kebalikan dari (pandangan) mereka.”
Para pembaca yang cerdik pandai, yang diberi anugerah akal dan hidayah islam, saya bertanya sekarang:
a. Anda tahu siapa yang dimaksud dengan kaum (pengikut para penguasa)?
Kaum yang dimaksud adalah ahlussunnah waljamaah.
Penguasa yang dimaksud adalah Khalifatu Rasulillah Abu Bakar, Amirul Mukminin Umar dan Usman, Muawiyyah (tidak kita sebutkan amirul mukminin ali dan Hasan karena mereka hanya mengakui untuk mereka dan keturunannya saja sebagaimana telah ditunjuk oleh Allah dari langit kata mereka). Maka para khalifah itu (selain ahlulbait) mereka anggap hanya sekedar penguasa secara de facto bukan secara syar’i, sebab secara syar’i mereka adalah perampas hak ahlulbait, zhalim kafir!.
Perhatikan kata mereka:
Perhatikan penekanan mereka pada kata berikut:
Jadi setelah disebut sebagai fakta sejarah yang tidak bisa ditolak kebenarannya (baca: keberadaannya!) dan mereka juga adalah sahabat Nabi yang mulia dan nyatanya pun mereka memiliki banyak prestasi (entah prestasi apa?!) lalu mereka menegaskan bahwa sikap syiah yang ditetapkan dalam konferensi London 1985 syiah hanya mengakui secara de facto (ingat secara de facto saja bukan secara agama dan secara syar’i) kekhalifahan tiga khalifah sebelum Imam Ali. Jadi mereka itulah yang dimaksud penguasa, dan kita ini pengikut para penguasa bukan para imam yang shalih, tapi penguasa zhalim.
Para pembaca yang beriman dengan mencintai sahabat dan ahlulbait, bukti kalau sahabat Abu Bakar dan Umar tidak ada harganya bagi syiah, dan tidak dianggap sebagai sahabat Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- yang baik, adalah:
Pertama: didalam daftar 197 sahabat Nabi yang mereka klaim sebagai panutan dan teladan dari halaman 40 sampai 49, tidak ada nama Abu Bakar, Umar, dan Usman. Katanya sahabat nabi yang mulia Yang punya banyak prestasi? Mana Abu Hurairah, Thalhah, al-Zubair, isteri-isteri Nabi -shalallahu alaihi wasalam-?
Yang aneh mereka malah memasukkan Muhammad bin Abu Bakar (al-Shiddiq). Mengapa? Karena ikut menentang kebijakan khalifah Usman dan hidup dalam asuhan Ali bin Abi Thalib Radiallahuanhu-
Jadi mereka dusta ketika mengatakan Abu Bakar dan Umar sahabat nabi yang mulia. Kalau betul mulia tentu disebut pertama kali sesuai dengan urutan sejarah dan keutamaannya atau paling tidak disebut di dalamnya biar dustanya tidak mudah diketahui. Atau paling tidak Muhammad bin Abu Bakar tidak dimasukkan sebab ia hanyalah sahabat kecil karena dilahirkan oleh ibunya Asma’ binti Umais saat perjalanannya menuju Makkah dari Madinah untuk haji wada’”.
Kedua: di halaman 37 disebutkan bahwa istilah sahabat itu ada dua, sahabat secara umum, masuk di dalamnya orang munafik dan orang-orang yang melanggar baiat yang telah diberikan kepada khalifah. Siapakah khalifah rasul menurut syiah? Tentu Ali jadi sahabat abu Bakar dan Umar serta Usman dikelompokkan dengan kaum munafiqin!!!
Kemudian di halaman 38 disebutkan kriteria sahabat yang shaleh yang dihormati dan dicintai kaum syiah yaitu tetap menjaga islam dan setia pada al-Quran. Lalu Abu bakar dan Umar yang disebut sahabat mulia itu, kapan mulia? Sebelum nabi wafat. Bagaimana setelah wafat? Mereka tidak setia dengan al-Quran sebab al-Qur`an mengatakan bahwa khalifah Rasul itu Ali tapi malah mereka merampasnya dan “memusuhi” ahlulbait!!!!
Astaghfirullah min khubtsi al-Syiah.